Yuk, Belajar Puasa Kepada Ulat


Sebagaimana kita ketahui, ulat adalah makhluk kecil dengan banyak ragam jenisnya; ada ulat berbulu lebat, ulat tak berbulu sama sekali, ulat berwarna pelangi, dan masih banyak lagi jenis lainnya. Dalam pandangan kita, ulat ada yang indah dan menarik jika dilihat, akan tetapi tetap tidak indah jika dipegang; bisa menyebabkan gatal dan alergi kulit. Selain itu, sebagian besar ulat adalah hama, ia sering merusak tanaman dan buah-buahan yang hendak dipanen.


Yuk, Belajar Puasa Kepada Ulat


Memang, tidak semua ulat merugikan. Ulat sutra, misalnya. Ulat ini justru sangat menguntungkan. Karenanya, ia dipelihara secara baik oleh manusia. Ulat yang satu ini menghasilkan kain yang sangat mahal harganya, yaitu kain sutra.

Begitulah ragam dan jenis ulat. Tetapi, kebanyakan ulat adalah hama bagi ladang tanaman. Selain hama, juga menjadi musuh manusia. Karenanya ulat sering dibunuh oleh manusia, karena dianggap membahayakan atau dapat membuat alergi kulit.

Demikian hina dan rendahnya kebanyakan tugas hidup ulat. Ia hama yang menjadi musuh petani. Ia juga sering dianggap berbahaya dan membahayakan. Maka, setiap terlihat dalam pandangan mata, orang segera membunuhnya. Begitu juga dengan Pak Tani di ladang yang selalu menyemprotkan banyak macam cairan obat-obatan atau bahkan memasang racun pada tumbuhannya, tak lain dan tak bukan hanyalah demi mengusir ulat.

Terlalu lama ulat hidup dalam banyak ancaman, akhirnya ulat ingin mengubah diri. Maka, sang ulat pun melakukan puasa selama tujuh hari tujuh malam, dengan tekad yang bulat dan niat yang kuat. Akhirnya, ulat pun melakukan puasa dalam kepompong selama tujuh hari tujuh malam. Ia sendirian di sana tanpa teman berbincang. Bergelantungan seorang diri berselimutkan kepompong alam. Tak ada makan, tak ada minum. Tak ada senda gurau dengan sesama ulat. Masing-masing ulat terus berdzikir, memohon kepada Allah swt, “Sudilah kiranya Tuhanku mengubah diriku yang hina ini, setelah puasa ini?”

Tak lama kemudian, setelah menghabiskan waktu tujuh hari tujuh malam dalam kepompong. Ulat pun keluar meninggalkan kepompong, untuk menghirup udara segar. Ia keluar dari kepompong dengan hidup baru dan tugas yang baru pula. Setelah keluar dari kepompong, ulat benar-benar merasakan hidup baru. Semuanya baru: punya sayap baru, warna baru, dan bentuk baru. Karena ia telah berhasil melewati puasa dalam kepompong, ia pun berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dan indah dipandang. 

Begitulah ketika ulat berubah menjadi kupu-kupu. Tugas baru yang dilakukannya adalah menghirup harum bunga sekaligus memikul tugas mulia; mengawinkan putik dan benang sari pada kuncup bunga. Dahulu ketika masih sebagai ulat, ia sebenarnya hama yang senantiasa dimusuhi. Kini setelah menjadi kupu-kupu, ia menjadi indah dipandang dan terbang bebas seperti burung di udara.

Begitulah ulat berhasil mengubah dirinya melalui puasa dalam kepompong. Tidak setiap ulat yang berpuasa dalam kepompong, semuanya menjadi kupu-kupu. Terkadang banyak pula ulat yang gugur dalam menjalani masa-masa kritis, tak tahan dalam kepompong. Akhirnya, gagal berubah menjadi kupu-kupu.

Begitu indah dan uniknya Allah swt menciptakan ulat sehingga menjadi baik dijadikan ibrah oleh kita. Karena itu, puasa kita juga harus membawa perubahan yang lebih indah dan shalih, sebagaimana ulat yang berubah menjadi kupu-kupu.


CAR,HOME,DESIGN,HEALTH,LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,SEO



Belum ada Komentar untuk "Yuk, Belajar Puasa Kepada Ulat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel