Rahasia 7 Hari Pertama Menjadi Suami Istri yang Perlu Anda Ketahui


Rahasia 7 Hari Pertama sebagai Suami Istri yang Perlu Anda Ketahui - Tujuh hari pertama sebagai suami istri adalah bekal yang dapat menentukan hari-hari berikutnya dalam perkawinan. Keberhasilan di masa awal  ini, diharapkan menghantarkan kepada kebaikan di masa-masa berikutnya  yang jauh lebih panjang.

 

Pada Tujuh hari pertama sebagai suami istri, seyogyanya baik suami atau istri tidak melewatkannya tanpa berupaya untuk belajar membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah. Inilah moment yang sangat tepat untuk saling mengenal dan belajar menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan begitu atas izin Allah Swt, rumah tangga kita akan dilimpahi barakah yang bercurah-curah dan dari pernikahan itu akan dihasilkan keturunan yang berkualitas.

Belajar untuk Saling Mengenal  dan Menerima

Perbedaan merupakan salah satu anugerah yang wajib disyukuri. Sebagaimana siang dan malam, daratan dan lautan, matahari dan rembulan. Meski saling bertolak belakang namun setiap keadaan tersebut tetap bermanfaat bagi kita.

Dengan latar belakang kehidupan yang berbeda, Anda dan istri Anda tentu memiliki sejumlah perbedaan. Karena itu, sepasang pengantin baru sangat perlu belajar untuk saling mengenal dan saling menerima perbedaan-perbedaan tesebut. Kadang pertengkaran  terjadi karena suami-istri tidak saling mengenal apa yang tidak disukai oleh pasangannya dalam prilaku, ucapan, maupun selera. Kadang, keduanya sudah "saling mengetahui" tetapi tidak bisa saling menerima.

Rasa saling percaya dan saling pengertian perlu segera diwujudkan segera pada masa-masa awal pernikahan. Proses belajar memahami apa yang tidak disukai pasangan yang menyebabkan kekecewaan atau kemarahan menjadi agenda prioritas. Atau belajar memahami apa yang tidak disukai pasangan yang tidak menyebabkan kekecewaan atau kemarahan.

Contoh sederhana, dalam perkara makanan. Ada suami yang tidak suka masakan manis, sedangkan istri adalah pengemar makanan yang manis. Bagi sebagian suami bisa menerima apa adanya masakan sesuai selera istri. Namun ada pula yang tidak bisa menerima dan suami kehilangan selera makan dengan masakan yang tidak sesuai dengan seleranya. Ia baru bisa makan bila istri menyisihkan satu porsi khusus masakan yang sesuai seleranya, kemudian istri dipersilakan menambah gula sesuai dengan seleranya sebagai penggemar masakan yang manis. Sehingga istri tidak terhalang untuk menikmati masakan yang sesuai selera.

Terkadang hal sederhana tersebut dapat memicu keretakan dalam rumah tangga. Hal ini terjadi bila istri terlalu memaksakan suami untuk menyantap makanan yang tidak disukainya. Akibatnya suami merasa tidak dihargai karena dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak disukainya. Atau suami menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan ketika disuguhi makanan yang tidak disukainya. Walhasil istri merasa tidak dihargai atas usahanya untuk melayani suami.

Tidak mudah memang untuk mengetahui kekurangan pasangan di awal-awal pernikahan. Hal itu dapat dilakukan secara perlahan dan memang membutuhkan waktu. Pengetahuan dan pemahaman yang baik atas kekurangan pasangan masing-masing insya-Allah akan memperkuat ikatan perkawinan dan orientasi perkawinan jika  pengetahuan itu membuahkan sikap saling menerima.

Paling tidak ada 4 kekurangan pasangan yang Anda harus pahami. Diantaranya:
  • Kekurangan secara fisik
  • Kekurangan kebiasaan
  • Kekurangan psikis, misalnya kurang percaya diri pada salah satu pihak
  • Kekurangan yang bersifat akhlaqi.
Kekurangan tersebut ada yang bisa diperbaiki, termasuk kategori sulit atau mudah. Anda yang memutuskan apakah kekurangan itu lebih baik dimaafkan dan diperbaiki, untuk menjaga jalinan perasaan dan memperkuatnya. Atau kekurangan itu tidak bisa diperbaiki, sehingga yang diperlukan adalah kesediaan untuk menerima dan ridha dengan apa yang ada pada istri atau suaminya.

Sesungguhnya, kita bisa taat dan mematuhi orang lain karena berbagai faktor. Seorang istri yang sangat mencintai suaminya, bisa melaksanakan kepatuhan sekaligus pelayanan yang luar biasa berat melebihi kewajibannya tanpa ia merasa terbebani. Ia merasa bahagia melakukan kebajikan bagi suaminya. Dalam hal ini cinta telah melahirkan kepatuhan. Komitmen, cita-cita,atau kecintaannya pada panggilan iman adalah faktor selain rasa cinta yang dapat melahirkan ketaatan dan kepatuhan pada suami. Wallahu A'lam bishawab.

Belum ada Komentar untuk "Rahasia 7 Hari Pertama Menjadi Suami Istri yang Perlu Anda Ketahui"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel