Mengasuh, Mendidik, Dan Mengajar Anak-anak
Secara garis besar, mendidik anak adalah dimulai sejak si ibu mengandung buah hati, atau bahkan dimulai ketika orangtua melakukan hubungan suami istri. Rasulullah saw mengajarkan hendaknya hubungan suami istri dilakukan dalam keadaan suci, dimulai dengan berdoa meminta perlindungan Allah swt dari godaan syaitan. Ketika sang ibu mengandung hendaknya menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak patut atau perbuatan yang dilarang oleh syari’at Islam.
Mengasuh, Mendidik, dan Mengajar Anak-anak
Kemudian selalu mendoakannya, memperdengarkan bacaan murattal, atau sang ibu dianjurkan sering beribadah, mendekatkan diri kepada Allah swt. Harapannya, kelak si buah hati lahir ke dunia dengan keadaan sehat wal afiat. Dan secara spiritual telah memiliki bekal (software) di dalam hati dan akalnya sejak dalam kandungan. Ketika bekalnya sudah mantap, insya Allah ketika lahir dan tumbuh-kembang akan lebih mudah menerima hidayah atau didikan orangtuanya.
Namun, yang menjadi pokok bahasan berikut adalah diasumsikan mendidik dari sejak ia dilahirkan hingga menginjak usia akil baligh. Untuk mempermudah pemahaman dan penerapannya, berikut disampaikan tahapan-tahapannya dengan mengacu pendapat Jamal Abdul Rahman dalam bukunya Tahapan Mendidik Anak (Teladan Rasulullah).
Dalam mengasuh dan mendidik anak, sebaiknya orangtua mengawasi mereka sejak kelahirannya, karena anak adalah amanah. Janganlah menyerahkannya untuk diasuh kecuali oleh perempuan yang shalihah, karena air susu yang bersumber dari harta yang haram tidak mengandung keberkahan. Hendaknya bersikap lembut dan kasih sayang, karena sikap kasar dan keras terhadapnya dapat menimbulkan rasa benci dalam dirinya. Hati-hatilah dalam masalah ini.
Dikatakan bahwa barangsiapa mendidik anaknya ketika masih kecil, ia akan menjadi penyejuk hatinya pada masa tua. Dan barangsiapa mendidik anaknya, berarti ia telah menghinakan musuhnya.
Sedangkan mengenai pengajaran, sebaiknya orangtua:
1.Mengajari anaknya sifat malu, qanâ‘ah, adab-adab makan, minum, dan berpkaian.
2.Hendaknya ia diajari aqidah dan makna kalimah Lâ ilâha illallâh.
3.Hendaknya anak diajari agar tidak meludah dan membuang ingus di masjid atau di depan orang lain.
4.Mengajarinya cara duduk yang baik, mengajarinya agar tidak banyak bicara, tidak banyak bersumpah, tidak berbohong, dan hanya berkata benar.
Ringkasnya, semua yang dipandang baik menurut syara’, hendaknya diajarkan kepada anak sehingga mengakar dalam hatinya seperti ukiran pada batu. Dan setiap hal yang dicela oleh syara’ hendaknya dilarang, sehingga ia merasa takut seperti takutnya pada ular, singa, dan api.
Orangtua juga harus menjaganya jangan sampai bergaul dengan teman-teman yang tidak baik, karena itu merupakan pangkal segala kesialan. Dalam hal ini tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan, karena perempuan dalam hukum seperti saudara kandung laki-laki.

Belum ada Komentar untuk "Mengasuh, Mendidik, Dan Mengajar Anak-anak"
Posting Komentar