Tahnik, Salah Satu Sunnah Nabi yang Jarang Diamalkan


Sebagai agama yang paling sempurna syariatnya, Islam memiliki begitu banyak ritual dari bangun tidur sampai tidur kembali. Dari prosesi melahirkan, pernikahan, sampai prosesi pemakaman. Salah satu ritual pasca kelahiran yang sangat popular adalah Aqiqah, namun dalam kehidupan kita ada satu ritual sunnah Nabi yang jarang diamalkan, yaitu Tahnik.

Bisa jadi kurangnya sosialisasi amaliah ini hingga salah satu sunnah Nabi ini menjadi asing dalam kehidupan umat Islam dewasa ini. Apa sih Tahnik itu?

Makna tahnik adalah mengunyah kurma kemudian meletakan kunyahanya yang telah halus di langit-langit mulut bayi. Setelah adzan dan iqamat, hendaknya beberapa kurma diberikan kepada seorang yang shalih untuk dikunyah dan bercampur dengan ludah orang shalih tersebut.

Setelah itu, sedikit dari kurma yang telah dikunyah tersebut diletakkan di ujung jari telunjuk kemudian diletakkan di langit-langit bayi. Si bayi akan menjilatnya sehingga dengan cara ini, ludah orang shalih tersebut bercampur dengan ludah bayi. Sehingga InsyaAllah akan menjadi sebab keberkahan dan kemanfaatan bagi bayi.



Apabila orang shalih seperti itu tidak ada, maka setiap muslim laki-laki dapat melakukannya. Apabila kurma tidak tersedia, sedikit madu dapat diletakkan di mulut bayi dengan jari.

Asma r.ha. meriwayatkan, “Ketika Abdullah bin Zubair dilahirkan, aku meletakkan dia di pangkuan Rasulullah saw. Beliau meminta sebiji  kurma, kemudian mengunyahnya, dan meletakkan kunyahannya di mulut Abdullah bin Zubair, dan beliau mendoakan kesejahteraan si anak.

Menurut Aisyah r.ha., Rasulullah saw melakukan tahnik ke atas anak-anak yang dibawa kepada beliau, dan beliau mendoakan mereka.

Memberi Nama Anak
Orangtua berkewajiban memberi nama yang baik, pantas dan islami kepada anak yang baru lahir. Mendapatkan nama yang baik, pantas, dan islami dari norangtuanya adalah hak yang dimiliki oleh setiap bayi yang baru lahir. Hendaknya tujuh hari setelah masa kelahiran sang bayi, nama yang baik, pantas, dan islami diberikan oleh kedua orangtuanya. Nama akan mempengaruhi perilaku, wataknya, dan tabiatnya.

Rasulullah saw juga telah menasihati agar selalu memberi nama yang baik. Memberi nama yang baik hendaknya wajib diberikan karena kan membawa keberkahan.

Dalam sebuah hadits dari Abu Dawud disebutkan, “Sesungguhnya pada Hari Kiamat engkau akan dipanggil dengan namamu dan nama ayahmu, maka pakilah olehmu nama-nama yang baik.”

Rasulullah saw bersabda, “Diantara nama-nama kamu, Allah paling menyukai nama Abdullah dan Abdurrahman dan anak-anak hendaknya diberi nama dengan nama para Nabi.”

Apabila memberi nama anak, hal-hal berikut ini hendaknya diperhatikan:
Nama hendaknya mengandung salah satu dari asma Allah yang didahului dengan kata yang menunjukkan penghambban terhadap Nya. Misalnya Abdullah, Abdurrahman, Abdul Ghaffar, dan sebagainya.Hendaknya  memilih nama para Nabi seperti Yaqub, Yusuf, Idris, Ahmad, Musa, Shalih, Muhammad , dan sebagainya.

Hendaknya menggunakan nama- nama yang berasal dari nama orang-orang yang bertakwa dan shalih seperti Umar Faruq, Ali, Utsman, Khalid Khadijah, Maryam, Sumayyah, dan sebagainya.

Apabila menggunakan nama Nabi dan wali, maka sesungguhnya akan memperoleh banyak keberkahan, tetapi harus berhati-hati jangan sampai orang yang menggunakan nama tersebut dicaci dan sebagainya, supaya tidak menghina orang-orang shalih.

Umar r.a. meriwayatkan bahwa rasulullah saw pernaah memberikan nasihat, “Jangan sampai engkau memberi nama anakmu Muhammad, tetapi engkau juga mencacinya.”

Nama hendaknya mencerminkan semangat dan prinsip Islam bagi orangtuanya. Misalnya, dalam keadaan umat Islam yang merosot seperti ini, hendaknya anak-anak diberi nama seperti Thariq, Salahudin, dan sebagainya, dengan harapan anak tersebut akan menjadi seperti orang yabg menyandang nama tersebut.


Belum ada Komentar untuk "Tahnik, Salah Satu Sunnah Nabi yang Jarang Diamalkan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel